Pada tanggal 8-9 Maret 2024, Desa Cangkringsari menggelar perayaan Ruwat Desa. Ruwat Desa ini diselenggarakan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang diperoleh dari bumi. Acara ini merupakan momen penting bagi masyarakat Desa Cangkringsari untuk mempererat ikatan sosial, menjaga warisan budaya, dan menguatkan spiritualitas bersama.
Ruwat Desa diawali dengan serangkaian kegiatan Khotmil Qur'an dan ziarah ke makam leluhur yang ada di Desa cangkringsari. Jum'at 8 Maret 2024 seluruh warga Desa cangkringsari berkumpul di balai Desa untuk melakukan istighosah dan do'a bersama.Dalam suasana khidmat, mereka bersama-sama memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa untuk memberkati Desa Cangkringsari, menjaga keselamatan, dan mendoakan kelancaran hidup sehari-hari.
Dalam kegiatan doa bersama ini terdapat tradisi yang dinanti-nantikan oleh warga yakni pembagian gunungan hasil bumi.Gunungan tersebut merupakan simbol keberkahan dan kemakmuran yang dihasilkan oleh tanah subur Desa Cangkringsari. Terdiri dari berbagai macam hasil pertanian seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan ringan untuk anak-anak. gunungan tersebut menjadi rebutan yang dinantikan oleh seluruh warga desa. Akhir acara doa bersama ditutup dengan kegiatan sholawat oleh hadrah Ishari Desa Cangkringsari.
Pagelaran wayang kulit dan campursari menjadi puncak acara Ruwat Desa Cangkringsari pada hari Sabtu tanggal 9 maret 2024, wayang kulit merupakan seni tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa. Wayang kulit tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan sejarah kepada penontonnya. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Forkopimka, Seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Sukodono serta seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga lansia.
